Oleh : Dyah Kurniasih
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Konsep mengajar sering ditafsirkan
berbeda-beda senantiasa dilandasi oleh teori belajar tertentu, sedangkan
tafsiran tentang belajar juga macam
ragamnya. Sedangkan belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari
persepsi atau perilaku. Belajar dan mengajar adalah sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan. Dan guru merupakan Subyek atau pelaku dalam proses pengajaran.
Dalam proses belajar mengajar guru
memiliki tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberikan fasilitas belajar
bagi murid-murid untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk
melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses
berkembangnya anak. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu
dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam
segala fase dan proses perkembangan anak.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian dari pendidikan, pengajaran, dan mengajar serta peran guru?
2.
Apa
saja aspek-aspek psikoogis dalam mengajar?
3.
Sebutkan
probem-probem psikis dalam pembeajaran?
4.
Bagaimana
hakikat dan prinsip-prisip belajar?
5.
Bagaimana
pengertian motivasi dan aktivitas beajar?
6.
Sebut
dan jeaskan teori-teori belajar?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pendidikan dan Pengajaran
Pendidikan adalah serangkaian atau aktivitas komunikasi yang
bertujuan untuk membantu peserta didik dengan sengaja (dengan jalan membimbing)
untuk menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab.[1]
Pengajaran adalah operasionalisasi dari kurikulum. Melalui kegiatan
pengajaran kurikulum mempunyai kekuatan mempengaruhi pribadi siswa.[2]
B.
Mengajar
dan Peranan Guru
·
Mengajar
adalah suatu proses yakni proses mangatur, mengorganisasi lingkungan yang ada
di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan
proses belajar.[3]
·
Peranan
guru seperti yang dikemukakan oleh Adams dan Dickey ,meliputi[4]:
a)
Guru
sebagai pengajar.
Ia menyampaikan
pelajaran agar murid memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah
disampaikan itu.
b)
Guru
sebagai pembimbing.
Guru
berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka mampu menemukan
masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mengenal dirinya sendiri,
dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
c)
Guru
sebagai pemimpin
Guru
berkewajiban mengadakan supervisi atas kegitan belajar murid, membuat rencana
pengajaran bagi kelas, mengadakan manajemen belajar sebaik-baiknya, melakukan
manajemen kelas, mengatur disiplin kelas secara demokratis.
d)
Guru
sebagai ilmuwan.
Guru harus
mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangaan iptek yang sangat pesat.
Diantara cara yang dapat dilakukan, misanya: belajar sendiri, mengadakan
penelitian, mengikuti kursus dan lain-lain.
e)
Guru
sebagai pribadi
Sebagai pribadi
seorang guru harus memiliki sifat-sifat yang disenangi oleh murid-muridnya, orang
tua, dan oleh masyarakat. Sifat-sifat yang itu sangat diperlukan agar ia dapat
melaksanakan pengajaran secara efektif.
f)
Guru
sebagai penghubung.
C.
Aspek-
Aspek Psikologis dalam mengajar
Prose beajar
mengajar terdiri atas aspek-aspek sebagai berikut :
1.
Aspek
Tujuan Instruksional
2.
Aspek
Materi Pelajaran
3.
Aspek
metode atau setrategi belajar mengajar
4.
Aspek
media instruksional
5.
Aspek
penilaian
6.
Aspek
penunjang fasilitas, waktu, tempat, perlengkapan
7.
Aspek
ketenagaan[5]
D.
Problem-Problem
Psikis dalam Pembelajaran
Perbedaan individual yang mempengaruhi proses beajar, yang
masing-masing memiiki ciri-ciri:
1.
Kecerdasan
Siswa yang
kurang cerdas menunjukkan ciri-ciri belajar lebih lamban ,dan memerlukan banyak
latihan, membutuhkan waktu yang lama untuk maju. Sedangkan siswa yang memiliki tingkat
kecerdasan yang tinggi umumnya memiliki kemampuan belajar lebih cepat, kurang
memerukan latihan, dan mampu menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang singkat.[6]
2.
Bakat
Bakat
mempengaruhi perkembangan individu. Bakat turut menentukan perbedaan hasil
belajar, sikap, minat, dan lain-lain.
3.
Keadaan
jasmani
Keadaan jasmani
tiap siswa berbeda, dari struktur badan cacat badan, dan gangguan penyakit
tertentu dapat mempengaruhi efisiensi dan kegairahan beajar, mudah lelah,
sehingga mampu mempengaruhi hasi belajar.
4.
Penyesuaian
emosional dan sosial
Setiap individu
memiiki berbagai sikap sosial dan emosional yang berbeda. Diantaranya: pendiam,
pemberang, pemberani, mudah bereaksi, suka bekerja sama, suka mengasingkan
diri, sensitif dan lain sebagainya. Keadaan ini besar sekali pengaruhnya
terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar siswa.
5.
Keadaan
keluarga
Setiap siswa
berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda, pengaruhnya terjadi pada
perbedaan dalam hal-hal : pengalaman, sikap, apresiasi, minat, sikap ekonomis,
cara berkomunikasi, kebiasaan berbicara, hubungan kerja sama, pola pikir dan
ain sebagainya. Perbedaan tersebut mempengaruhi tingkah aku dan perbuatan
belajar di sekolah.
6.
Prestasi
belajar
Perbedaan hasil
belajar dikalangan para siswa disebabkan oleh faktor-faktor kematangan, latar
belakang pribadi, sikap dan bakat terhadap pelajaran, jenis mata pelajaran yang
diberikan.
E.
Hakikat
dan Prinsip-Prinsip Belajar
a.Hakikat belajar merupakan terjadinya perubahan dari persepsi dan
tingkah laku termasuk juga perbaikan perilaku. Menurut Hilgard mendefinisikan
belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek, dan
pengalaman. Belajar tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penguasaan,
kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat dan penyesuaian sosial serta cita-cita.[7]
b.Prinsip-Prinsip Belajar
William Burton menyimpulkan tentang prinsip-prinsip belajar sebagai
berikut[8]:
1.
Proses belajar adalah pengalaman,berbuat,
mereaksi, dan melampaui.
2.
Proses
itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran-mata pelajaran
yang terpusat pada suatu tujuan tertentu
3.
Pengalaman
belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong
motivasi yang kontinu.
4.
Proses
beajar berangsung secara aktif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil
yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid.
5.
Proses
belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan
membimbing tanpa tekanan dan paksaan.
6.
Hasil-hasil
belajar adalah pola-pola perbuatan , nilai-niai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi, abilitas, keterampilan.
7.
Hasil-hasil
belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan
brguna serta bermakna baginya.
8.
Hasil-hasil
belajar yang telah dicapai adalah bersifat komplek dan dapat berubah –ubah
,jadi tidak sederhana dan statis.
F.
Motivasi
dan aktivitas dalam Belajar
·
Pengertian
motivasi
Menurut Mc.
Donald motivasi adalah perubahan pribadi dalam diri (pribadi)seseorang yang
ditandai dengan perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.[9]
·
Aktivitas
dalam belajar
Paul D.Dierich
membagi kegiatan belajar dalam 8 keompok,diantaranya [10]:
1.
Kegiatan-kegiatan
Visual seperti membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen,
demonstrasi, pameran, mengamati orang ain bekerja atau bermain.
2.
Kegiatan-kegiatan
lisan seperti mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu
kejadian, mengajukN PERTanyaan, member saran, mengemukakan pendapat
3.
Kegiatan-kegiatan
mendengarkan diantatanya mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan
atau diskusi keompok.
4.
Kegiatan-kegiatan
menulis diantaranya menuis cerita, menulis aporan dan angket.
5.
Kegitan-kegiatan
menggambar diantaranya membuat grafik, chart, diagram peta.
6.
Kegiatan-kegiatan
metrik diantaranya melakukan percobaan, memilih alat, menyelenggarakan permainan.
7.
Kegiatan-
kegiatan mental seperti merenung, mengingat, memecahkan masalah, membuat
keputusan.
8.
Kegiatan-kegiatan
emosional seperti minat, membedakan, berani, tenang.
G.
Teori-Teori
Pokok dalam Belajar
Jika menelaah
literatur psikologi, kita akan menemukan sejumlah teori belajar yang bersumber
dari aliran-aliran psikologi. Di bawah ini akan dikemukakan empat jenis teori
belajar, yaitu:
Behaviorisme
merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi
fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain,
behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan
individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih
refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai
individu.
Piaget merupakan
salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
- Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa.
Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan
cara berfikir anak.
- Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi
lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi
dengan lingkungan sebaik-baiknya.
- Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru
tetapi tidak asing.
- Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap
perkembangannya.
- Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk
saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
C. Teori Robert Gagne
Asumsi yang
mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat
penting dalam perkembangan. Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi
delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4)
penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan
balik.
Aplikasi teori Gestalt dalam
proses pembelajaran antara lain :
- Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan
memegang peranan yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran,
hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan
mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
- Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning);
kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan
dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan
makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam
kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan
pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta
didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses
kehidupannya.
- Perilaku bertujuan (pusposive behavior);
bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat
hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan
yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta
didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru
hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu
peserta didik dalam memahami tujuannya.
- Prinsip ruang hidup (life space); bahwa
perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada.
Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan
dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
- Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku
dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan
Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek
dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan
dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd
menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam
pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum
(generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah
menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan
generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam
situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik
untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.[11]
BAB III
PENUTUP
·
Kesimpulan
Pendidikan
adalah serangkaian aktivitas komuniksi yang bertujuan untuk membantu peserta
didik dengan jalan membimbing untuk menjadi manusia yang dewasa dan bertanggung
jawab. Guru tidak hanya sebagai pengajar yang memberikan pengajaran namun guru
juga mempunyai beberapa peran diantaranya guru sebagai pembimbing, guru sebagai
pemimpin, ilmuwan, pribadi dan sebagai penghubung. Sebagai seorang guru, ia
harus mengetahui problem-problem psikis dalam pembelajaran siswa, karena sangat
berpengauh sekali dalam hasil belajar. Selain itu guru juga harus memotivasi
peserta didik dalam aktivitas belajar
DAFTAR PUSTAKA
http,
Ahmad Sudrajat.Word Press.com/2008/02/02/Teori-Teori Belajar/
Muslam,
Pengembangan Kurikulum PAI, Semarang: PKPI2, 2008
Sudjana,
Nana, dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2011
Hamalik,Oemar,
Proes Belajar Mengajar, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2001.
Hamalik,
Oemar,psikologi belajar dan mengajar,
bandung: Sinar baru agensindo, 2009
Hamalik,
Oemar, kurikulum dan pembelajaran,
jakarta:PT Bumi Aksara, 2001
Hamalik,
Oemar, psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007
[1]
Muslam, Pengembangan Kurikulum PAI, Semarang: PKPI2, 2008, hal 7
[2]
Nana Sudjana,dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2011, hal 10
[3]
Nana,Ibid, hal 29
[4]
Om, merah hal 123
[5] Oemar,
Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo,2007,
hal 63-64
[6] Oemar,
hamalik, kurikuum dan pembeajaran, jakarta:PT Bumi Aksara, 2001,hal 93
[7] Oemar,
hamaik, psikologi belajar dan mengajar, bandung: Sinar baru agensindo, 2009 hal
45
[8] Oemar
Hamaik,proses beajar Mengajar,Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001,hal 31
[9] Om,,hal
158
[10] Om,
mrah hal 172
[11] http,
Ahmad Sudrajat.Word Press.com/2008/02/02/Teori-Teori Belajar/
0 komentar to Makalah Psikologi Belajar :
Posting Komentar